Talawang merupakan simbol dari suku Dayak yang sangat menghargai warisan leluhurnya...
Tidak akan pernah ada habisnya cara untuk
membahas kebudayaan asli tanah ibu pertiwi. Karena akan selalu ada hal untuk
dibahas setelah hal lainnya selesai dibahas. Itulah kelebihan budaya Nusantara dibandingkan
dengan budaya- budaya bangsa lainnya dan itulah yang menggambarkan Nusantara
secara utuh. Seperti halnya yang dapat dilihat dalam Talawang yang merupakan
benda adat masyarakat suku Dayak yang merupakan salah satu kebudayan asli tanah
ibu pertiwi.
Talawang sama seperti mandau yang merupakan
senjata tradisional masyarakat suku Dayak. Hal ini terjadi karena Talawang
merupakan salah satu perlengkapan yang digunakan masyarakat suku Dayak untuk
melindungi diri saat berperang. Sama halnya seperti mandau, Talawang merupakan
benda budaya yang diyakini memiliki nilai magis tersendiri.
Talawang yang berfungsi sebagai perisai saat
berperang, biasanya terbuat dari kayu ulin, kayu besi, atau kayu liat. Kayu-
kayu tersebut dipilih karena diyakini memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan
kayu jenis lain sehingga mampu menangkal serangan apapun. Selain itu, ketiga
jenis kayu ini juga terkenal dengan keringanan bobotnya. Kekuatan dan
keringanan merupakan hal penting untuk sebauh perisai karena dinilai mampu
memberikan perlindungan yang maksimal kepada prajurit perang dari serangan-
serangan musuh mereka saat perang berlangsung.
Talawang. Foto: kamerabudaya.com |
Dalam segi bentuk, Talawang sama seperti
perisai pada umumnya. Berbentuk persegi panjang yang dikedua ujunganya
meruncing. Pada umumnya, Talawang masyarakat suku Dayak memiliki ukuran panjang
1-2 meter dan memiliki lebar maksimal 50 centimeter. Selain bentuknya yang
unik, sisi bagian luar Talawang juga sangat kental dalam menggambarkan
masyarakat suku Dayak dengan adanya ukiran khas masyarakat suku Dayak.
Hampir secara keseluruhan bidang depan
Tawalang biasanya di ukir berbentuk topeng (Huda). Dan adanya ukiran pada
bagian depan Talawang di yakini memiliki kekuaan magis yang diyakini mampu
memberikan kekuatan bagi siapa yang menggunakannya. Lukisan pada Talawang
biasanya adalah berupa tulisan burung Tinggang yang merupakan burung yang
dianggap suci oleh masyarakat suku Dayak. Selain lukisan burung Tinggang,
terdapat pula ukiran Komang yang diyakini masyarakat Dayak sebagai perwujudan
roh leluhur mereka. Motif Dayak di gambarkan dengan seeorang yang sedang duduk
menggunakan cawat merah dan berwajah merah.
Tidak semua Talawang suku dayak sama dengan suku
Dayak dari daerah lainnya. Namun walaupun seperti itu, Talawang merupakan
simbol dari suku Dayak yang sangat menghargai warisan leluhurnya. Selain sebagai
simbol penghormatan, Talawang juga dijadikan simbol sosial, hal ini terlihat
bahwa terdapat ukiran yang menggambarkan flora dan fauna. Ini menggambarkan
bahwa kehidupan masyarkat dayak sangat penting untuk menjalin hubungan yang
harmonis antara alam dan manusia.
Talawang suku Dayak menggamarkan bahwa manusia
tidak bisa hidup seorang diri tanpa adanya campur tangan alam sekitar, leluhur,
ataupun manusia lainnya. Alam semesta adalah tentang kekuatan yang tidak
terbatas, ajaran leluhur adalah cara agar manusia dapat bersinergi dengan alam
semesta, dan manusia lainnya adalah persatuan, kebersamaan, persaudaraan, dan
kekuatan itu sendiri. Hal ini karena semua manusia hidup saling ketergantungan
satu sama lain dan cara untuk dapat terus hidup harmonis satu dengan yang lain,
mereka dapatkan dari ajaran leluhur mereka yang masih mereka jaga sampai saat
ini.
Sayanusantara
Referensi:
1. http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/talawang-pertahanan-terakhir-suku-dayak
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Talawang
No comments:
Post a Comment