Suku Hutan yang kini berada diujung tanduk kepunahan mengajarkan kita bahwa kebudayaan dan tradisi nenek moyang memang harus dijaga. Hanya saja tidak bisa melakukannya sendiri dan tanpa adanya kepercayaan terhadap orang lain...
Keberadaan hutan memang sangat penting bagi ekosistem
makhluk hidup yang ada didalamnya. Baik itu flora, fauna ataupun kelompok-
kelompok manusia yang hidup menggantungkan hidupnya kepada hutan. Kelompok-
kelompok ini terkadang adalah kelompok suku- suku asli setempat yang memilih
untuk hidup menghindar dari kemajuan zaman. Dan salah satu dari suku tersebut
adalah suku Hutan yang kini sudah nyaris punah keberadaannya.
Suku Hutan adalah suku yang berada di Batam yang sama
seperti suku- suku lainnya yang ada di Indonesia yang memilih untuk menghindari
kemajuan zaman. Mereka memutuskan untuk melanjutkan kehidupan mereka
mempertahankan ajaran- ajaran leluhur mereka untuk terus hidup menyatu dengan
alam.
Didalam hutan mereka hidup didalam rumah kayu yang mereka
buat dengan beratapkan jaun jerami. Mendapatkan makanan dari hasil pertanian
mereka yang sederhana. Komoditas yang biasa mereka tanam adalah umbi- umbian,
baik umbi kayu ataupun umbi jalar. Selain itu menggantungkan hidup dari makanan
yang ditanam, mereka juga terkadang mendapatkan makanan dengan cara berburu binatang
liar dan menangkap ikan di sungai.
Kehidupan mereka yang membatasi hubungan dengan kehidupan
manusia diluar hutan ternyata menjadikan mereka tidak terlalu mendapatkan
perhatian dari lingkungan sekitarnya. Karena dengan pembatasan yang dilakukan,
mereka menjadi tidak terlalu dekat dengan masyarakat di luar hutan sehingga
pola kehidupan merekapun menjadi tidak terkontrol.
Kurangnya perhatian ini menjadikan kehidupan suku Hutan di
Batam kurang diperhatikan. Seperti misalnya pola kehidupan masyarakat suku
Hutan yang sangat suka meminum minuman tuak. Gemarnya mereka meminum minuman
ini menjadikan banyak anggota dari suku Hutan yang jatuh sakit. Dan karena hubungan
dengan masyarakat luar hutan tidak terlalu dekat, kesehatan suku Hutan pun
tidak terlihat sehingga banyak dari anggota suku Hutan yang kemudian meninggal.
Namun suku Hutan tidak semuanya menarik diri dari
kehidupan sosial dengan masyarakat diluar hutan. Karena sudah banyak pula
anggota suku Hutan yang keluar dari hutan untuk hidup membaur dengan masyarakat
diluar hutan. Namun ternyata masalah tersebut menjadikan banyak dari suku Hutan
meninggalkan sukunya dan enggan kembali ke hutan dan menjadikan anggota suku Hutan
semakin berkurang jumlahnya.
Keberadaan suku Hutan semakin hari semakin terdesak oleh
perkembangan zaman. Keberadaan suku Hutan yang kurang mengerti akan pola hidup
sehat serta pembatasan diri mereka menjadikan mereka tidak mudah dijangkau oleh
kehidupan sosial masyarakat yang ada disekitar mereka.
Suku Hutan yang kini berada diujung tanduk kepunahan
mengajarkan kita bahwa kebudayaan dan tradisi nenek moyang memang harus dijaga.
Hanya saja tidak bisa melakukannya sendiri dan tanpa adanya kepercayaan
terhadap orang lain. Bahwa prinsip Bhineka Tunggal Ika memang adalah prinsip
yang harus melandasi kehidupan sebagai warga negara Indonesia. Karena salah
satu hal yang tersirat dari prinsip Bhineka Tunggal Ika adalah prinip
kepercayaan. Dimana kita harus mau saling percaya dengan orang yang berbeda
latar belakang dengan kita untuk mencapai satu tujuan kemerdekaan Republik
Indonesia, Karena jika tidak ada rasa saling mempercayai, sudah tentu tidak akan
ada yang namanya kemerdekaan. Dan mungkin sifat saling mempercayai satu sama
lain sebagai anak bangsa inilah cara untuk menghentikan kepunahan yang akan
menghilangkan suku Hutan di Batam agar terus ada di bumi ibu pertiwi. Karena
suku Hutan di Batam adalah bagian dari Indonesia yang tidak boleh hilang.
Sayanusantara.blogspot.co.id
Referensi:
1.http://daerah.sindonews.com/read/1034283/174/7-suku-di-indonesia-yang-hampir-punah-keberadaannya-1439886042/1
2. http://protomalayans.blogspot.co.id/2012/08/suku-orang-hutan.html
No comments:
Post a Comment