Banyaknya luka yang didapat biasanya menandakan ketangkasan dan keterampilan pemain tersebut dan dianggap lebih jago dan dikategorikan sebagai pemenang...
Tradisi adu tangkas dengan menggunakan kayu rotan ternyata terdapat di
beberapa tempat di tanah Nusantara. Karena selain terkenal dengan nama Peresean
di Lombok atau Ujungan di Banjar Negara, terdapat juga tradisi serupa di Pulau
Madura, Jawa Timur, dengan nama Ojung. Hanya saja mungkin Ojung termasuk salah
satu tradisi yang sudah hampir punah dibanding keduanya.
Tidak banyak perbedaan baik dalam segi asal usul maupun aturan dalam
penyelenggaraan tradisi ini. Perbedaan yang mencolok dari tradisi Ojung ini
dapat terlihat ketika tradisi ini digelar. Karena peserta yang mengikuti
permainan ini tidak dilengkapi dengan alat pelindung semacam tameng seperti
yang biasa ditemui pada tradisi Peresean dan Ujungan. Perlindungan dalam
tradisi adu tangkas ini hanya libatan kain pada lengan salah satu peserta dan
pelindung kepala.
Tradisi Ojung. Sumber: Youtube.com |
Tradisi adu tangkas Ojung biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh
menit disetiap pertandingannya. Namun jika salah satu peserta yang bertanding
merasa masih mampu untuk meneruskan pertandingan, maka ia dipersilahkan untuk
ikut tanding lagi dengan lawan yang berbeda pada pertandingan selanjutnya.
baca juga: Ujunagn Banjar Negara, Dari Tradisi Memohon Sampai Tradisi Mencetak Pejuang Kemerdekaan RI
Arena pertandingan dalam tradisi Ojung berukuran 10x10 meter dimana setiap
pertandingan dipimpin dan diatur oleh wasit yang disebut Peputoh. Kehadiran Peputoh
sangat penting karena tugasnya yang mengawasi, mengatur waktu, serta sebagai
antisipasi dari berbagai macam kemungkinan atas hal- hal yang tidak diinginkan
dari atau kepada penonton.
Sama halnya dengan tradisi Peresean dan Ujungan, tradisi Ojung di
Sumenep, Jawa Timur ini adalah tradisi yang digelar sebagai ajang untuk
menunjukan keberanian, ketangkasan, jati diri, dan kewibawaan setiap pemainnya.
Sehingga tidak jarang ada pemain- pemain yang melakukan trik- trik khusus untuk
menunjukan eksistensinya sebagai laki- laki sejati didalam tradisi ini. Dan
untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kecurangan dalam tradisi ini, Peputoh
lah yang mengawasi berjalannya pertandingan.
Biasanya adu tangkas lain menggunakan poin atau kekuatan dari pemain
sebagai indikator untuk menentukan pemenang didalam pertandingan. Hal ini tidak
berlaku di dalam tradisi Ojung. Tradisi Ojung tidak mengenal istilah menang
atau kalah seperti pertandingan adu tangkas lain. Jika pemain sama- sama kuat
dalam bertanding, biasanya pertandingan hanya akan diselesaikan ketika waktu
yang ditentukan sudah habis. Dan banyaknya luka yang didapat biasanya
menandakan ketangkasan dan keterampilan pemain tersebut dan dianggap lebih jago
dan dikategorikan sebagai pemenang.
Tradisi Ojung. Sumber: Triptrus.com |
Tradisi Ojungan yang merupakan salah satu tradisi yang kasar dan
tergolong permainan keras ini kini sudah mulai terancam punah. Mungkin karena
termasuk tradisi yang kasar dan keras sehingga banyak generasi muda yang merasa
anti dengan tradisi ini. untuk itulah tradisi ini semakin sering digelar oleh
masyarakat setempat guna mempertahankan keberadaannya. Karena bagi masyarakat
setempat, terutama tua- tua setempat, menganggap bahwa tradisi ini adalah salah
satu tradisi yang mengingatkan mereka tentang rasa syukur mereka terhadap
nikmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada hasil pertanian mereka. Tradisi
Ojungan adalah salah satu tradisi yang sudah tua dan sudah ada sejak pangeran
Letnan Batu Putih berkuasa di daerah setempat.
Tradisi adalah hal yang sangat penting untuk dilestarikan oleh generasi
muda. Bukan hanya sekedar dari nilai sejarah dari kenapa tradisi itu bisa ada,
tapi juga menyangkut kepada prinsip hidup dan juga pola pikir masyarakat.
Karena kita bisa mengetahui bagaimana cara para pendahulu kita, nenek moyang
kita, berfikir dan memecahkan sebuah permasalahan. Dan sangat disayangkan jika
hal tersebut tidak bisa kita pahami dan tidak bisa menginspirasi kita dalam
berkehidupan sehari- hari karena tradisi itu sudah hilang.
Jadi hanya satu cara untuk bisa mengenal lebih jauh nenek moyang bangsa
Nusantara dan ajaran- ajaran yang diwariskannya secara turun temurun, yaitu
dengan mengenal budaya dan tradisi tradisional yang ada dimasyarakat. Karena hanya
dengan mempelajari semua ajaran itulah kita bisa mengetahui seberapa hebat,
seberapa besar, seberapa perkasa, atau seberapa pintarnya nenek moyang bangsa
Nusantara tempat kita dilahirkan dan dibesarkan ini. Karena dengan cara apalagi
kita bisa mengenal dan lebih dekat dengan nenek moyang bangsa Indonesia jika
semua yang diajarkan dan diwariskan mereka sudah hilang? Ini Nusantara Kita…
Sayanusantara.blogspot.co.id
Referensi:
1.http://news.detik.com/berita-jawa-timur/1303858/budaya-ojung-yang-nyaris-punah
2.http://portalmadura.com/saling-melukai-budaya-ojung-masih-dilestarikan-7100
3.https://www.limadetik.com/2016/03/22/23558/
No comments:
Post a Comment