Persiapan untuk melaksanakan ritual adat Kebo-Keboan biasanya dilaksanakan satu minggu sebelum acara dimulai yang melibatkan seluruh warga desa
Ada
banyak cara untuk mensyukuri nikmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diwariskan
nenek moyang kepada kita. Terlebih Indonesia adalah sebuah negara dengan banyak
suku bangsa yang juga mempengaruhi kekayaaa budaya dan tradisi. Dan salah satu
kekayaan budaya yang merupakan wujud dari rasa syukur itu adalah tradisi Kebo-
Keboan dari Banyuwangi.
Kebo-Keboan
adalah sebuah tradisi yang sudah berlangsung secara turun-temurun sejak jaman
nenek moyang. Tradisi ini memiliki maksud sebagai bentuk rasa syukur dari para
petani atas hasil tani mereka dan sekaligus juga sebagai pengharapan agar hujan
turun secara merata menyuburkan sawah mereka. Namun selain sebagai pengharapan
agar hujan turun dengan merata, ritual ini juga dimaksudkan sebagai sebuah
pengharapan agar panen selanjutnya dari sawah mereka melimpah dan mereka
terhindar dari segala malapetaka. Baik malapetaka yang akan menimpa tanaman
mereka atau keluarga mereka.
Kebo- keboan. Sumber: Banyuwangi.merdeka.com |
Menurut catatan sejarah, tradisi Kebo-Keboan berawal pada musim Pegebluk pada jaman dahulu. Pada musim ini banyak hama padi yang menyerang seluruh desa yang mengakibatkan banyak orang sakit dan meninggal. Penduduk desa pun tidak tahu harus bagaimana agar terhindar dan menghentikan wabah penyakit ini. Sampai suatu ketika sesepuh desa tersebut, Mbah Karti, melakukan semacam semadi yang akhirnya mendapatkan petunjuk untuk menghentikan wabah penyakit tersebut. Dari petunjuk tersebut, warga harus melakukan sebuah selamatan dari ritual adat Kebo-Keboan dan akhirnya setelah melakukan ritual tersebut, wabah pun hilang dan warga yang sakit lalu sembuh. Dan sejak saat itulah seluruh warga masyarat, terutama warga desa Alas Malang mengadakan ritual tersebut sampai saat ini. dan biasanya ritual Kebo-Keboan dilaksanakan pada hari minggu pada bulan Assura kalender jawa antara tanggal 1-10.
Kebo-keboan. Sumber: forumriski.blogspot.com |
Persiapan
untuk melaksanakan ritual adat Kebo-Keboan biasanya dilaksanakan satu minggu
sebelum acara dimulai yang melibatkan seluruh warga desa. Waktu yang panjang
ini biasanya dilakukan warga untuk membesihkan lingkungan area desa agar desa
tampak rapi ketika acara adat Kebo-Keboan dilangsungkan. Dan satu hari
menjelang acara, ibu- ibu menyiapkan tumpeng dan sesajen yang wajib ada pada
acara ritual adat. Biasanya sesajen memuat tumpeng, beras, kinang, air kendi,
aneka jenang, ingkung ayam dan juga mempersiapkan berbagai para bungkil, singkal
atau pembajak, cangkul, pisang, dan bibit tanaman padi.
Kebo-Keboan
menjadi salah satu icon budaya di Banyuwangi. Dan tradisi ini selalu dapat
menarik minat para wisatawan baik asing ataupun lokal untuk dapat
menyaksikannya. Tapi dilain sisi, tradisi Kebo-Keboan adalah tradisi yang
meyakinkan kita bahwa salah satu ajaran nenek moyang yang masih ada sampai
sekarang adalah ajaran menyatu dengan alam. Dimana bentuk rasa syukur dan
pengharapan yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah dengan menyatu
dengan alam. Karena ketika menyatu dengan alam, manusiapun akan mengetahui
bahwa untuk dapat hidup dengan seimbang, manusia haruslah hidup serasi dengan
alam sekitarnya.
Sayanusantara.blogspot.co.id
Referensi:
1. http://www.banyuwangitourism.com/content/kebo-keboan-aliyan-dan-alas-malang
2. http://kahananingbudaya.blogspot.co.id/2015/01/keunikan-tradisi-kebo-keboan.html
No comments:
Post a Comment