Gunung Penanggungan Mojokerto, Gunung Suci Tempat Para Dewa Di Pulau Jawa

Namun tidak hanya candi yang ditemukan, beberapa barang peninggalan masa purbakala lain juga ditemukan di gunung Penanggungan yang diprediksi merupakan bangunan yang didirikan pada periode Hindu-Buddha

Gunung Penanggungan biasa juga dikenal dengan sebutan gunung Pawitra yang  merupakan salah satu gunung yang dianggap suci oleh orang Jawa yang berada di sekitarnya. Gunung Penanggungansering juga disebut sebagai gunung miniatur dari gunung Semeru karena memiliki beberapa kesamaan dengan gunung tertinggi di pulau Jawa itu. salah satu persamaan yang dimiliki gunung Penanggungan dengan gunung Semeru adalah karena sama- sama memiliki puncak gunung yang berpasir dan berbatu yang luas. Gunung Panggungan merupakan salah satu gunung merapi yang ada di pulau Jawa, hanya saat ini status gunung itu sedang tertidur atau sedang dalam keadaan tidak aktif.
Gunung Penanggungan disebut sebagai gunung Pawitra karena terkadang gunung tersebut berkabut pada bagian puncaknya. Itulah kenapa gunung ini dinamakan gunung Pawitra atau gunug kabut. Dan selain dikenal sebagi gunung kabut, gunung Pananggungan juga merupakan tempat bersejarah yang menyimpan banyak bukti sejarah bangsa Nusantara masa lalu. Setidaknya terdapat lebih dari 50 bangunan candi yang pernah berdiri di kawasan lereng Penanggungan. Dan dari angka penemuan candi- candi tersebut, para ilmuan mengemukakan bahwa candi- candi tersebut dibangun anara abad 10 sampai ke 16 masehi.

Gunung Penanggungan Mojokerto Tampak Dari Jauh (Sumber Gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/67/Penanggungan_2014a.jpg)


Namun tidak hanya candi yang ditemukan, beberapa barang peninggalan masa purbakala lain juga ditemukan di gunung Penanggungan yang diprediksi merupakan bangunan yang didirikan pada periode Hindu-Buddha. Beberapa bangunan yang ditemukan pada gunung Penanggungan adalah seperti bangunan Gapura Jedong yang menurut para peneliti berasal dari ahun 926 masehi. Lalu ada juga bangunan Petirtaan Jalatunda yang diperkirakan dibangun pada abad ke 10, Petirtaan Belahan, Candi Kadalisodo, Candi Merak, Candi Yudha, Candi Pandawa dan Candi Selokelir. Candi- candi yang ditemukan di gunung ini memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan candi yang berada didaerah lain karena candi di gunung Penanggungan dibangun menempel pada dinding lereng gunung. Penempelan bangunan candi ini menjadikan bangunan candi menjadi satu dengan gunung.
Peninggalan bersejarah yang terdapat di kawasan gunung Penanggungan tidak hanya ditemukan baru- baru ini. Karena pada tahun 1920-an juga telah banyak ditemukan barang- barang lainnya. kebakaran hutan yang terjadi pada masa itu menjadikan banyak benda bersejarah yang diperkirakan merupakan peninggalan masa kejayaan Majapahit juga ditemukan.
Terdapat sebuah keyakinan yang mendasari gunung Penanggungan disebut suci. Salah satunya adalah legenda yang mengatakan bahwa gunung Penanggungan merupakan puncak semeru yang terpisah dan akhirnya berdiri sendiri di tempat yang sekarang dikenal dengan kabupaten Mojokerto. Hal ini didasarkan kepada keyakinan umat hindu buddha yang menyatakan bahwa gunung semeru atau Mahameru adalah pusat dari Makrokosmos atau alam semesta yang berbentuk lingkaran. Dan gunung Penanggungan, dalam keyakinan masyarakat Jawa, merupakan salah satu dari perwujudan konsepsi makrokosmos tersebut karena diyakini sebagai bagian dari puncak Mahameru yang dipindahkan oleh dewa penguasa alam.

Gunung Penanggungan Mojokerto Tampak Dekat
(Sumber Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAcChAKFOjkhyZLSSiVCKEvQAas-MMwndqRb5AwbdvOij9MqZq5haj8T1zR8CG952-1JtfTnyV-YMTZ7EwTP4Q-PM_O_08O_XA5L1tF-5pNEDb5WTVxEKOSUXX-8hLHCM_-JSGdNJX0v4/s1600/Gunung+Penanggungan,+Wisata+Pendakian+Gunung.JPG)
Legenda mengatakan bahwa terjadinya gunung Penanggungan adalah ketika dewa ingin memindahkan puncak alam semesta atau gunung Mahameru yang awalnya berada di India (Jambhudwipa) ke tanah Jawa (Jawa Dwipa). Pemindahan dilakukan agar tanah Jawa tidak lagi terombang-ambing oleh ombak dari samudera Hindia dan laut Jawa. Namun pemindahan gunung Mahameru tidak berjalan dengan baik karena sesuatu hal sehingga banyak bagian dari gunung Mahameru yang terjatuh di banyak tempat menjadi gunung tersendiri. Dan salah satu yang bagian yang terjatuh tersebut adalah bagian puncak gunung yang kemudian menjadi gunung Penangguhan. Bagian Mahameru yang berat jatuh mejadi gunung Semeru.
Keyakinan masyarakat setempat akan legenda penjadian gunung Penangguhan ini menjadikan gunung Penangguhan menjadi tempat untuk bertapa atau semadi karena masyarakat setempat juga meyakini bahwa di gnung ini juga banyak terdapat dewa yang melakukan hal yang sama pada saat sedang marah. Tujuan lain dari meditasi atau semadi adalah untuk mendekatkan diri kepada pencipta alam semesta.
Biasanya orang yang melakukan pertapaan atau meditasi di gunung Penangguhan adalah dari kaum Resi. Kaum Resi adalah kaum pemuka agama dalam keyakinan hindu dam Buddha. Seorang Resi adalah orang yang hidup menyepi di tempat- tempat yang masih sepi karena sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia yang ramai. Biasanya tempat yang dijadikan menyepi bagi Resi adalah gunung yang masih sepi dan asri.
Banyaknya Resi yang melakukan pertapaan di gunung Penangguhan semakin menjadikan gunung ini sebagai gunung yang suci salah satunya adalah karena anggapan bahwa gunug Penangguan merupakan puncak Mahameru, titik pusat alam semesta. Sehingga mereka meyakini bahwa dengan bermukim dan beribadah di bangunan- bangunan suci yang banyak terdapat di lereng gunung maka mereka akan lebih mudah untuk berhubungan dengan para dewa dari dunia Swarloka, yaitu tempat bersemayamya para dewa dan Girinatha atau Siwa.
Jika dilihat sebagai tempat yang suci, gunung Penangguhan bukan hanya satu tempat yang dijadikan tempat suci bagi masyarakat di pulau Jawa. Karena tempat serupa juga ada di tanah sunda, yaitu di kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Di kabupaten Cianjur juga terdapat sebuah situs Megalitikum yang diyakini sebagai situs bangunan yang lebih tua dari piramida Giza atau piramida suku Astec. Bangunan ini juga menjadi tempat yang dianggap suci olh masyarakat sunda sejak zaman dahulu.
Menurut keyakinan masyarakat setempat, situs gunung Padang adalah situs bangunan yang menghadap kearah gunung gede. Sehingga berbagai kegiatan ritual yang dilakukan pada puncak gunung Padang selalu menghadap kearah gunung Gede. Dan dari penemuan situs gunung Padang inilah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa tanah Nusantara adalah tempat dengan peradaban yang sangat tinggi pada masanya. Baca selengkapnya tentang situs gunung Padang disini.

Video Mengungkap Sejarah Kerajaan Majapahit di Gunung Penangguhan Mojokerto
(Sumber Video: www.Youtube.com. Upload oleh Jhota Bangkit)
Terdapat dua persamaan dari dua buah situs gunung ini. Yaitu bahwa dua gunung ini adalah sama-sama tempat yang dijadikan suci oleh masyarakat setempat dari dahulu kala sampai dengan hari ini. Namun banyak pula yang mengatakan bahwa masyarakat yang menyembah kedua gunung ini adalah masyarakat penyembah berhala yang merupakan keyakinan yang harus dihindari pada jaman modern ini.
Tapi jika diselidiki, keyakinan yang menjadikan gunung sebagai tempat yang suci ini bukanlah keyakinan yang salah. Karena gunung yang dijadikan suci oleh masyarakat di Jawa atau Sunda ini adlaah gunung yang dijadikan simbol bagi kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena bisa terlihat bahwa mungkin gunung Penangguhan adalah gunung terbesar yang ada di daerah Mojokerto dan mungkin gunung Gede adalah gunung terbesar yang ada di tanah Sunda. Besarnya gunung- gunung ini dijadikan sebagai kebesaran Tuhan sehingga masyarakat yang beribadah di kedua gunung tersebut merasa dekat dengan Tuhan. Jadi kedua gunung ini bukanlah bermakna Tuhan gunung seperti kebanyakan paham manusia modern, melainkan gunung yang disimbolkan sebagai kebesaran Tuhan.
Gunung Penangguhan adalah salah satu dari sejarah tanah Nusantara yang masih ada sampai sekarang yang memiliki banyak bukti yang menguatkan kita bahwa Nusantara adalah bangsa yang sangat maju pada jaman dahulu kala. Namun dari banyaknya bukti yang tersebar, banyak pula bukti sejarah yang dipindah tangankan oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab sehingga banyak bukti sejarah yang hilang. Hilangnya bukti sejarah ini kemudian akan menjadikan banyak pula generasi penerus yang tidak akan mengenal sejarah ataupun ajaran- ajaran nenek moyang tanah ibu pertiwi pada masa yang akan datang.

Video Kindahan Alam Gunung Penanggungan Mojokerto
(Sumber Video; www.youtube.com Upload oleh Taufan Pramono)


Sayanusantara.blogspot.co.id


nb. jika kalian ingin berkunjung untuk berwisata dengan menggunakan travel agent, lihat kiat- kiat memilih travel agent disini.


Referensi:
http://www.eastjava.com/books/glorious/ina/penanggungan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Penanggungan
http://news.liputan6.com/read/2244539/legenda-gunung-dari-india-dijatuhkan-dewa-di-tanah-jawa
https://desapenanggungan.wordpress.com





<< Sebelumnya                Selanjutnya >>

No comments:

Post a Comment

Terbaru

13 Fakta Kerajaan Majapahit: Ibukota, Agama, Kekuasaan, dan Catatan Puisi

  Pendahuluan Sejarah Kerajaan Majapahit memancarkan kejayaan yang menakjubkan di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menyelami 20 fakta...