Ada banyak cara yang dilakukan oleh bangsa Indoenesia untuk
memberikan rasa hormat mereka terhadap nenek moyang. Mereka menganggap bahwa
nenek moyang adalah sosok yang haruslah selalu diberikan tempat tersendiri bagi
kehidupan. Dan salah satu cara yang dilakukan masyarakat di Maluku untuk
menghormati nenek moyang mereka adalah dengan tradisi Cuci Negeri.
Negeri adalah sebutan untuk desa- desa yang ada di Maluku. Itulah sebabnya
orang Maluku lebih mengenal negeri daripada desa. Karena desa disebut Negeri,
maka pemimpin di tempat tersebut bukan lagi dikenal dengan kepala desa,
melainkan Bapa Raja. Sedangkan tradisi Cuci Negeri adalah sebuah tradisi yang
sudah turun temurun digelar oleh penduduk negeri untuk membersihkan lokasi-
lokasi yang diyakini sebagai tempat mistis sejak jaman nenek moyang dahulu.
Tradisi Cuci Negeri. Sumber: Antarafoto.com |
Biasanya tradisi Cuci Negeri berupa dibawanya beberapa seserahan yang
berupa sirih dan pinang oleh kaum wanita. Namun tidak hanya makanan saja yang
dibawa, tapi juga minuman tradisional masyarakat setempat yang dikenal dengan
nama Sopi. Dan seserahan tersebut akan dibagikan kepada warga saat adat Cuci Negeri
dimulai yang diikuti dengan pembacaan do’a- do’a oleh pemangku adat setempat.
Tradisi Cuci Negeri biasanya berupa kegiatan membersihkan lokasi
ritual seperti sumur tua, rumah tua dan juga batu pamali milik tiga Soa yang merupakan
sumber kehidupan masyarakat setempat dalam kesehariannya. Selama prosesi adat,
beberapa orang biasanya meminum Sopi dan memakan sirih pinang yang merupakan lambang
persekutuan adat sedangkan warga yang lainnya mengiringi proses pembersihan
dengan menyanyikan lagu adat dan tabuhan tifa sampai dengan acara adat selesai.
Salah satu tujuan dari diadakannya tradisi Cuci Negeri bukan hanya
berdasar kepada warisan yang diwariskan secara turun temurun, melainkan juga
dengan maksud untuk memelihara dan menghidupkan nilai- nilai postif yang
diyakini oleh masyarakat setempat agar selalu diingat oleh generasi muda
mereka. Karena selain pemeliharaan terhadap tempat bersejarah, tradisi Cuci
Negeri juga tentang pesatuan, musyawarah, gotong roong, kebersihan dan
toleransi diantara sesama penduduk negeri. Unsur- unsur itulah yang menjadikan
upacara adat Cuci Negeri ini masih bisa bertahan sampai dengan saat ini.
Upacara Cuci Negeri masih bisa ditemui pada hari ini karena masih
dipelihara dengan baik oleh masyarakat setempat dan biasanya dilakukan pada
tanggal 27-29 Desember. Alasan tradisi ini dilaksanakan pada akhir tahun adalah
karena menurut kepercayaan setempat, arwah leluhur biasanya kembali dari tempat-
tempat peristirahatannya ke tempat dimana mereka pernah hidup.
Tradisi Cuci Negeri. Sumber: Linoambon.blogspot.com |
Sekilas tradisi Cuci Negeri sangat erat kaitannya dengan kepercayaan
animisme yang meyakini hal- hal gaib. Namun diluar dari itu, Cuci Negeri
justeru adalah sebuah tradisi yang mengajarkan kepada generasi muda bahwa
sejarah nenek moyang haruslah dirawat dan dihormati sehingga menjadi ingatan
tersendiri bagi masyarakat setempat untuk terus melaksanakan ajaran yang telah
diwariskannya. Selain itu, tradisi yang dilaksanakan pada akhir tahun ini juga
biasa dilaksanakan sebagai sarana untuk evaluasi diri tentang apa yang telah
dilakukan pada tahun sebelumnya agar mudah dalam mempersiapkan tahun yang akan
datang.
Referensi:
1 1. http://juliansoplanit.blogspot.co.id/2011/03/negri-soya.html
2 2. http://www.kabartimur.co.id/index.php/utama/item/6250-adat-“cuci-negeri”-naku-syarat-nuansa-budaya
3 3. http://keepo.me/pariwisata-timur-indonesia-channel/7-tradisi-masyarakat-maluku-yang-menjadi-daya-tarik-pariwisata
No comments:
Post a Comment