Dahulu Ondel- Ondel dikenal dengan sebutan Barongan
Kenal dengan yang namanya Ondel- Ondel? Pesti kenal dong. Ondel- Ondel adalah sebuah kebudayaan asli Nusantara yang kemudian menjadi kebudayaan khas dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tapi dahulu konon, Ondel- Ondel tidak dipergunakan untuk hiburan seperti saat ini. Pada masa yang lalu, Ondel- Ondel digunakan untuk ritual- ritual kepercayaan yang berbau mistis.
Dahulu Ondel- Ondel, dikenal dengan sebutan
Barongan. Istilah barongan ini asal katanya adalah dari kalimat ajakan yang dalam
bahasa betawi berbunyi “Ngarak bareng nyok..!!”. Dari kalimat ajakan inilah
kemudian berkembang menjadi nama sebutan untuk boneka raksasa tersebut menjadi
Barongan dan akhirnya menjadi Ondel- Ondel.
Menurut cerita yang berkembang, dahulu
banyak terdapat penyakit yang tidak diketahui oleh masyarakat betawi. Penyakit tersebut
diyakini karena ulah dari roh jahat yang datang ke kampung. Karena masalah ini,
masyarakat kemudian melaksanakan sebuah ritual yang melibatkan sebuah boneka
raksasa bertampang menyeramkan yang sedang menghisap ganja. Dan setelah boneka
itu di arak keliling kampung oleh masyarakat sekitar, penyaki itu pun kemudian
hilang. Dari sinilah kemudian Ondel- Ondel digunakan sebagai boneka penolak
bala dan wabah penyakit oleh masyarakat betawi. Karena masyarakat setempat
menjadikan Ondel- Ondel sebagai personafikasi dari nenek moyang atau leluhur
yang akan melindungi mereka.
foto ondel- ondel jaman dahulu oleh Wikipedia |
Tapi menurut catatan sejarah boneka
raksasa semacam Ondel- Ondel tidak hanya ada di Batavia yang merupakan cikal
bakal Jakarta. Seorang pedagang asal Ingris, W. Scott, mencatat dalam bukunya
dan menuliskan bahwa boneka semacam Ondel- Ondel sudah ada sejak sebelum tahun
1600-an. Namun karena Scott tidak mengerti tentang bahasa Betawi pada saat itu,
catatan yang dibuatnya hanyalah berdasarkan apa yang dilihatnya secara kasat
mata dan gambar yang dibuatnya sendiri.
Perbedaan bahasa ini juga pernah dialami
oleh seorang asing asal Amerika, E.R. Schidmore, yang datang berkunjung ke
Batavia. Pada saat kunjungannya, dia melihat sebuah pertunjukan tari- tarian
jalanan yang melibatkan boneka raksasa. Namun karena perbedaan budaya, tradisi
dan keterbatasan dalam penerjemahan bahasa, sehingga dalam bukunya yang
berjudul “Batavia, The Garden Of The East”, tidak dituliskan jenis tarian apa
yang dimaksudkan.
Dalam hal pembuatan, membuat Ondel- Ondel
pun harus melewati ritual sakral yang tidak bisa sembarangan. Sang pengrajin,
sebelum memulai membuat Ondel- Ondel, haruslah mempersiapkan beberapa syarat
dan sesajian seperti kemenyan, kembang 7 rupa dan lain- lain. Hal ini dipercaya
mampu menolak roh jahat masuk ke dalam boneka.
Pembuatan Ondel- Ondel seperti ini berlangsung
sampai dengan tahuan 1980- an. Namun setelah masa itu terdapat pergeseran
ritual dan fungsi dari Ondel- Ondel sehingga
juga terjadi penggeseran proses pembuatannya. Tradisi yang sudah turun temurun
ada mulai dilupakan dan ditinggalkan. Sama seperti tradisi Ondel- Ondel yang
pada awalnya meminta mandat atau ganja sebelum pertunjukan, maka mandat tersebut
diganti menjadi rokok lisong.
Seiring perkembangan zaman, Ondel- Ondel
pun digunakan unuk menambah semarak pesta rakyat, hajatan penikahan dan
khitanan, serta penyambutan tamu kehormatan dan acara peresmian lainnya. Dan Ketika
masa kepemimipinan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1966-1977), Ondel-Ondel
dijadikan sebagai boneka seni khas Betawi. Ketika melakukan pertunjukan, dengan
menggoyang-goyangkan badan dan kepala yang menoleh ke kiri dan ke kanan,
Ondel-Ondel sering kali diiringi musik khas Betawi saeperti tanjidor, pencak
Betawi, bende, ningnong, rebana, dan ketimpring.
No comments:
Post a Comment