Terancam hilangnya tradisi Nyirih pada zaman modern ini juga menjadikan Nyirih menjadi kegiatan yang cukup jarang ditemui.
Nginang atau yang banyak dikenal
dengan nama Nyirih adalah sebuah kegiatan yang sudah ada sejak lama di bumi Nusantara.
Keberadaannya yang sudah lama di bumi Nusantara ini diperkuat dengan banyaknya
para penjelajah pada masa lalu yang membahasnya. Seperti misalnya Marcopolo
dalam catatannya, sekaligus juga memperkuat pernyataan penjelajah sebelumnya
(Ibnu Batuta dan Vasco Da Gama) yang menyatakan bahwa terdapat masyarakat di
timur yang memiliki kegemaran makan sirih.
Nyirih atau tradisi makan sirih
dikenal dengan banyak nama karena tradisi ini menyebar secara luas di beberapa
daerah di Nusantara. Tradisi ini dibeberapa daerah dikenal dengan nama Bersugi,
Bersisik, Menyepah, Nyusur, dan Nginang. Bahkan bagi masyarakat Jawa kuno
sendiri, tradisi Nyirih ini adalah sebuah tradisi yang sudah menjadi kewajiban.
Maka tidak heran jika banyak orang tua- orang tua yang melakukan dan mempertahankan
tradisi ini sampai sekarang. Namun walaupun begitu, kini tradisi Nyirih sudah
banyak dilupakan oleh generasi muda.
Bukan tanpa alasan tradisi ini
mulai ditinggalkan. Banyak sekali yang mangatakan bahwa masuknya budaya
mengemil dan merokok adalah beberapa hal yang menjadikan tradisi ini hilang. Selain
itu tradisi Nyirih ini, bagi mereka yang belum pernah mencobanya, mungkin
adalah tradisi yang menjijikan karena orang yang Nyirih selalu meludah cairan
berwarna merah. Namun itu bukanlah darah, melainkan merupakan campuran dari
bahan- bahan yang digunakan untuk Nyirih.
Nyirih. Sumber: caraterunik.com |
Seperti kita tahu, tembakau
adalah bahan utama dalam pembuatan rokok. Namun apakah kegiatan Nyirih yang
juga menggunakan tembakau sama berbahayanya dengan rokok? Hal ini ternyata
pernah dilansir dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Board of
Health and Welfare pada 1997. Dalam penelitiannya, mereka menemukan bahwa
pada produk Smokeless Tobacco atau produk tembakau non- rokok, termasuk
juga didalamnya Nyirih, dijumpai resiko yang sama dengan merokok namun lebih
kecil. Seperti misalnya terhadap resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh
darah yang akan diterima Smokeless Tobacco akan meningkat 2 kali lipat
dibandingkan ketika tidak mengkonsumsi tembakau. Sedangkan pada perokok, resiko
ini meningkat menjadi 3 kali lipat. Namun walaupun memiliki resiko yang besar,
bukan berarti mereka yang biasa Nyirih selalu menggunakan tembakau di setiap
campuran Nyirih mereka.
Dibalik setiap resiko yang
mungkin ada, Nyirih adalah kegiatan yang memiliki nilai positif bagi mereka
yang melakukannya. Seperti yang biasa kia dengar dari Mitos yang banyak
berkembang tentang Nyirih itu sendiri. Banyak yang mengatakan bahwa kegiatan
Nyirih adalah kegiatan yang dapat membuat gigi dan gusi lebih kuat dan sehat.
Selain itu, kegiatan Nyirih juga di yakini dapat menghilangkan bau mulut yang
tidak sedap.
Namun ternyata, itu bukanlah
sebuah mitos belaka yang tidak memiliki dasar ilmiah. Kuat dan sehatnya gigi
dan gusi adalah karena daun sirih memiliki kemampuan sebagai antiseptik,
antioksidan, dan fungisida. Daun sirih memang adalah salah satu daun yang
banyak digunakan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan. Biasanya,
orang menggunakan daun sirih sebagai obat dari sariawan, sakit mata, keputihan,
demam berdarah, eksim basah dan eksim kering, luka bakar dan lain- lain.
Menurut Hariana didalam buku yang
berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, daun sirih adalah daun yang mengandung
minyak atsiri sampai dengan 4,2%, senyawa fenil prapanoid dan tannin. Senyawa-
senyawa ini adalah senyawa yang bersifat antimikroba dan anti jamur yang kuat
dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri. Diantaranya adalah
Escherichia Coli, Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat mematikan Candida
Albicans.
Apa yang dikatakan oleh Hariana,
ternyata juga di dukung oleh Ditjen POM pada 1980 yang menyebutkan bahwa pada
daun sirih dijumpai senyawa Flavonoid dan Tanin yang bersifat anti mikroba dan
senyawa Kavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari
fenol biasa. Berarti, daun sirih mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan
oleh ketika bakteri tersebut.
Bagi banyak orang, Nyirih adalah
kegiatan yang biasa dilakukan pada waktu luang mereka. Karena bagi mereka
Nyirih dapat menghilangkan beban fikiran yang sedang dihadapi, mengganjal rasa
lapar, menghilangkan jenuh dan memperkuat gigi mereka. Bahkan bagi sebagian
orang, Nyirih kadang kala dijadikan hobi.
Nyirih. Sumber: papasemar.com |
Kegiatan Nyirih sudah sulit
ditemukan pada masyarakat perkotaan karena bagi banyak orang mungkin Nyirih
adalah kegiatan yang sangat menjijikan dan tidak memiliki nilai guna. Itulah kenapa
banyak orang yang lebih memilih mengisi waktu luangnya dengan merokok. Padahal manfaat
yang didapatkan dari merokok dan menyirih sangat jauh berbeda dan jauh
berbahaya merokok dari pada menyirih. Namun mungkin karena faktor lingkungan,
merokok kini sudah menjadi sebuah gaya tersendiri bagi masyarakat.
baca juga: Siapa Bilang Mereka Tidak Sekolah? Pertama Kali Dibahas. Anak- Anak Pedalaman Indonesia Itu Homeschooling
Nyirih sangat sulit dilepaskan
dari meraka yang sudah lanjut usia terlebih jika mereka Nyirih sejak masa muda
mereka. Salah satu faktorya adalah karena mereka sudah merasakan khasiatnya. Dan
dari banyaknya sumber, orang yang melakukan Nyirih biasanya memiliki tubuh yang
kuat, gigi yang sehat dan utuh, kulit yang segar dan panjang umur. Itu karena
Nyirih terbuat dari bahan- bahan organik dan tanpa bahan kimia sama sekali. Berbeda
dengan rokok yang hampir 99% adalah bahan kimia. Jadi masih lebih memilih rokok
kalau nenek moyang kita sudah mencontohkan cara yang sehat untuk hidup? Ini Nusantara Kita.
Sayanusantara
Referensi:
1.http://mikirpintar.blogspot.co.id/2015/09/tradisi-nginang-ternyata-juga-bermanfaat.html
2.http://www.banyuwangibagus.com/2014/10/tradisi-suku-osing-banyuwangi.html
3.http://www.gedangsari.com/tradisi-nyirih-nginang-di-gunungkidul-tradisi-leluhur-jangan-luntur.html
4.http://manfaat.co/16-manfaat-daun-sirih-hijau.html
No comments:
Post a Comment