Dengan ditemukannya terasiring ini secara otomatis mematahkan hipotesis hasil penelitian erdahulu yang menyatakan bahwa Situs Gunung Padang seluas 900 M2
Pendapat yang dikemukakan oleh Prof. Arsyio Santos, Ph.D, seorang peneliti yang menyatakan bahwa
Indonesia adalah Atlantis yang hilang dimasa lalu mendapatkan sedikit titik
terang pembuktian. Hal ini karena ditemukannya situs Megalitikum Gunung Padang.
Sebuah situs yang dipercaya adalah sebuah bangunan mirip piramida yang sangat
besar.
Situs yang berada di kecamatan Campaka ini berjarak 20 km
dari persimpangan Warung Kondang, kabupaten Cianjur- Jawa Barat, memiliki luas
sekitar 900 m2, ketinggian 885 meter dari permukaan laut dan luas
sekitar 3 Ha menjadikan situs ini situs punden berundak terbesar di Asia
Tenggara.
Berbagai macam penelitian pun dilakukan untuk meneliti
seperti apa sebenarnya bangunan situs ini. Termasuk juga meneliti usia serta
teknologi yang digunakan sehingga dapat membuat bangunan seperti itu. Hasil
yang didapat dari penelitian ini diteliti oleh banyak peneliti yang tegabung
didalam sebuah tim yang difasilitasi kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan
Sosial dan Bencana. Hasil penelitian ini kemudian diujikan oleh Badan Tenaga
Nuklir (BATAN) Indonesia dan Beta Miami di Floria, Amerika Serikat. Dimana
hasil penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti tersebut memiliki hasil
yang tidak jauh berbeda. Hasil penelitian- penelitian ini kemudian
dipresentasikan ditingkat Nasional dan Internasional dan mendapat apresiasi
dari Prof. Dr. Oppenheimer.
Gambar oleh Youtube |
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh BATAN dan
Beta Miami, memiliki kesimpulan bahwa situs Gunung Padang adalah sebuah situs
yang lebih tua dari pada situs piramida yang ada di Giza, Mesir. Beberapa hasil
penemuan tersebut adalah:
1. 1. Hasil
analisis Batan menyatakan bahwa umur dari lapisan pasir-kerikil pada kedalaman
sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya
(sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat)
sekitar 4700 tahun SM atau bisa lebih tua lagi,
2. Hasil
analisis BATAN juga menyatakan bahwa umur dari pasir yang mengisi rongga di
kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau bisa lebih tua
lagi,
3. Sedangkan
analisis lab. BETA di Miami, menyatakan bahwa umur dari lapisan dari kedalaman
sekitar 5 meter sampai 12 meter,sekitar 14500 – 25000 SM/ atau bisa lebih tua
lagi.
Namun hasil menarik kemudian ditemukan ketika para
peneliti membuka semak- semak yang ada di sekitar situs untuk penelitian lebih
lanjut. Dan dari pembukaan tersebut ditemukan 20 terasiring punden berundak
yang masih bagian dari situs utama. Dengan ditemukannya terasiring ini secara
otomatis mematahkan hipotesis hasil penelitian erdahulu yang menyatakan bahwa
Situs Gunung Padang seluas 900 M2. Dan setelah dilakukan pembukaan
sampai tuntas, ternyata situs ini mencapai luas 25 Ha. Namun penemuan ini
bukanlah final dari penelitian, karena sampai saat ini masih banyak penelitian
yang dilakukan secara berkala.
Situs gunung padang yang menghadap ke gunung Gede ini
dipercaya merupakan situs yang digunakan oleh masyarakat Sunda untuk pemujaan
kepada nenek moyang. Menurut legenda, situs ini dahulu digunakan sebagai tempat
kabuyutan, atau tempat pertemuan tahunan para ketua adat. Dan sampai
sekarangpun situs ini masih digunakan oleh masyarakat asli Sunda untuk
melakukan pemujaan dalam waktu- waktu tertentu.
Dari banyaknya penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa Situs Gunung Padang ini bukanlah sebuah gunung seperti pada
umumnya. Namun merupakan sebuah bangunan yang dibuat secara bertingkat, dimana
setiap tingkat dibuat dalam masa yang berbeda dengan tingkat sebelumnya, oleh
tangan manusia. Jika dilihat dari atas, situs ini menyerupai bentuk segitiga
sama sisi yang hampir sama bentuknya dengan piramida- piramida yang ada di
Mesir.
Masyarakat setempat mmpercayai bahwa dahulu kala situs
ini digunakan oleh Prabu Siliwangi, raja Sunda, untuk membangun sebuah istana.
Namun seiring waktu berlalu ternyata situs ini lenyap ditelan bumi karena
tertimbun oleh debu- debu yang terus menumpuk menjadi tanah dan menumbuhkan
pohon- pohon sehingga menyerupai sebuah gunung. Hal ini sejalan dengan pendapat
dari Prof.
Arysio Santos, Ph.D yang mengatakan bahwa tanah
Sunda (Sundaland) adalah sebuah tempat yang memiliki peradaban yang sangat
tinggi pada masa lalu.
Hal ini sejalan juga dengan pendapatnya
yang mengatakan bahwa terpisahnya pulau Sumatra dan Jawa adalah karena
meletusnya gunung Krakatau. Meletusnya gunung tersebut menyebabkan gempa bumi
yang dahsyat dan tsunami yang lebih besar dari pada yang pernah terjadi di Aceh
beberapa tahun silam. Meletusnya gunung ini menyebabkan air laut naik dan
daratan yang menghubungkan Sumatra dan Jawa tenggelam. Dan meletusnya gunung
Krakatau juga menyebabkan hujan debu yang kemudian diindikasikan menutupi
banyak situs- situs yang ada pada saat itu. Salah satunya adalah situs Gunung
Padang ini. Dan meletusnya gunung Krakatau ini juga diindikasikan sebagai
moment dari berakhirnya jaman es pada masa itu.
Gambar dari atas puncak gunung padang. foto oleh Youtube |
Ditemukannya situs gunung padang
merupakan secercah cahaya yang mampu mengurangi kegelapan sejarah yang
menyelimuti kehidupan Nusantara sehingga generasi penerus yang ada sekarang
tidak tahu apa yang terjadi pada Nusantara, khususnya tanah Sunda, di masa yang
lalu. Banyak pendapat bermunculan, seperti pendapat dari Prof. Arsyio Santos,
Ph.D, yang menyatakan bahwa Nusantara adalah pusat dari ilmu pengetahun dan
peradaban sekaligus merupakan Atlantis yang hilang.
Namun apakah rahasia yang tersembunyi di
Gunung Gede sehingga situs Gunung Padang yang digunakan sebagai tempat memuja ini
menghadap kearah sana? Lalu benarkah prabu Siliwangi merencanakan membuat
istana di tempat ini hanya dalam satu malam (1 x 12 jam)? Bagaimana kita
menyikapi hal yang luar biasa ini? Bagaimana misteri ini bisa terbuka sehingga
anak bangsa yang ada saat ini mengetahui bahwa mereka adalah anak cucu dari
sebuah bangsa yang besar? Ditemukannya situs Gunung Padang kini menjadi pematik
api yang akan menjadi obor yang mampu menjadi patokan untuk membuka sejarah
tanah Nusantara yang masih gelap ini..
No comments:
Post a Comment