Topeng Sekura Lampung, Topeng Perang Menjadi Topeng Persaudaraan

Topeng ini adalah bukti dari perjuangan yang konsisten dan juga bukti yang penting sebagai sarana mempersatukan anak bangsa yang sekaligus juga sebagai sarana kebebasan dan pengembangan ekspresi seni topeng..

Ternyata tidak hanya Bali ataupun Betawi yang terkenal dengan kesenian topengnya. Lampung juga memilikinya. Daerah yang juga dikenal dengan sebutan Serambi Sumatera ini juga memiliki kesenian serupa yang bernama Sekura. Sebuah seni topeng yang sarat akan nilai- nilai perjuangan dan persatuan serta kesatuan.
Banyak versi yang menceritakan tentang asal muasal tradisi masyarakat tentang topeng ini. Salah satunya adalah berdasarkan kepercayaan ajaran Hindu. Menurut keyakinan ini, sekura yang berasal dari orang- orang yang tidak mempercayai dewa- dewa sehingga selalu melakukan hal- hal yang tidak terpuji. Lalu orang- orang tersebut di kutuk oleh dewa sehingga memiliki wajah yang buruk rupa seperti topeng.
Lalu versi kedua dari kepercayaan umat islam. Topeng Sekura diyakini merupakan seni yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan agama islam didalam kerajaan Skala Brak yang merupakan kerajaan kuno di Lampung Barat. Kerajaan yang memiliki keyakinan dinamisme dan animisme inipun sedikit demi sedikit dimasuki oleh para penyebar agama islam kedalam wilayah kerajaannya. Sehingga beberapa waktu berselang agama islam berkembang dan menjadi komunitas yang besar didalam kerajaan tersebut, terutama didaerah suku Tumi.

Ajaran yang semakin besar ini secara tidak langsung juga memiliki pengaruh kepada kehidupan masyarakat di kerajaan Skala Brak, terutama didalam suku Tumi. Banyak masyarakat yang memeluk agama islam namun juga banyak yang menolaknya. Suku Tumi pun terbelah menjadi dua dan perang saudara didalam suku Tumi tidak terelakan lagi untuk terjadi. Dan pada saat inilah topeng Sekura banyak dipakai untuk menutupi wajah satu sama lain dan sebagai penghilang rasa kasihan karena berperang melawan saudara satu suku sendiri.
Namun tradisi memakai topeng untuk berperang tidak berlangsung selamanya. Karena sekitar abad ke-19 fungsi sekura berubah menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahim. Dan sejak itulah kemudian sekura banyak digunakan pada saat perayaan menyambut hari raya islam. Seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Namun walaupun dilaksanakan setiap tahunnya, perayaan Sekura selalu dilaksanakan ditempat berbeda dai tahun- tahun sebelumnya.

Topeng Sekura. Sumber Gambar: Sawilanovianadiputra.blogspot.com
Dari versi yang kedua inilah kemudian dapat dipastikan oleh para budayawan tentang asal muasal dari Sekura. Karena dari versi ini kemudian dapat juga ditarik kesimpulan tentang kenapa adanya dua jenis topeng Sekura. Yaitu sekura kamak atau sekura kotor dan juga sekura kecah atau sekura bersih.

Asal muasal dari munculnya dua jenis topeng ini tentu tidak lepas dari penyebaran ajaran islam di kerajaan Skala Brak. Sekura kamak atau sekura kotor biasanya digunakan oleh para pendakwah untuk menggambarkan pribadi yang suka melawan dan memberontak kepada pemerintahan yang menurut mereka zalim tersebut. Dan karena itulah, mereka yang memakai Sekura Kamak mendapatkan dukungan dari para kaum budak dan yang tertindas.
Ketika perhatian sudah didapatkan, kemudian para pendakwah mengganti topeng mereka menjadi Sekura kecah yang menggambarkan kebersihan dan kesucian. Karena untuk memakai topeng ini, si pemakai topeng juga harus memakai pakaian yang bersih dan rapi sehingga mendapatkan kesan suci dari masyarkat. Dengan cara ini pula para pendakwah mendapatkan perhatian dan menjadi tidak enggan untuk menjelaskan hal- hal yang tidak diketahui oleh pribumi disana.

Parade Sekura. Sumber gambar: Ulunlampung.blogspot.com

Namun tidak berbeda dengan tradisi dari daerah lainnya, Sekura pun memiliki tantangan tersendiri untuk dapat terus bertahan dari ancaman kepunahan. Berbagai macam kemungkinan akibat dampak arus globalisasi selalu muncul bergantian yang berakibat kepada lupanya generasi penerus terhadap essensi dari kekayaan budaya tanah air ini.
Sekura bukanlah sebuah tradisi yang tidak memiliki makna sama sekali. Tapi sekura adalah sebuah kekayaan budaya warisan nenek moyang yang sarat akan makna. Karena topeng ini adalah bukti dari perjuangan yang konsisten dan juga bukti yang penting sebagai sarana mempersatukan anak bangsa yang sekaligus juga sebagai sarana kebebasan dan pengembangan ekspresi seni topeng.

Referensi:


<< Sebelumnya            Selanjutnya >>

No comments:

Post a Comment

Terbaru

13 Fakta Kerajaan Majapahit: Ibukota, Agama, Kekuasaan, dan Catatan Puisi

  Pendahuluan Sejarah Kerajaan Majapahit memancarkan kejayaan yang menakjubkan di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menyelami 20 fakta...