Pages

Petani, Guru Para Negarawan

            Banyak orang beranggapan bahwa menjadi mapan adalah awal dari kehidupan yang sebenarnya dan akhir dari segala penderitaan serta kesusahan hidup. Karena keadaan mapan adalah keadaan dimana seseorang dinilai sudah mampu memecahkan berbagai macam permasalahan yang terjadi. Karena menjadi mapan adalah saat dimana seseorang memiliki berbagai macam hal yang menjadi standart kedewasaan. Dan salah satu hal yang menentukan kemapanan adalah pekerjaan atau profesi.
            Pekerjaan atau profesi yang banyak dilirik oleh orang- orang adalah menjadi seorang pemimpin. Menjadi pemimpin dalam hal apapun tidaklah menjadi permasalahan. Dan salah satu pemimpin yang banyak diidamkan adalah pemimpin sebuah Negara atau bangsa. Karena itulah banyak orang yang rela untuk belajar dengan tekun meski harus belajar di negeri orang lain dan mengorbankan banyak biaya. Tapi tahukah kita bahwa guru paling sederhana yang dapat mengejarkan kita hal- hal tersebut ada di dekat kita? Dia adalah seorang Petani.
            Kita pasti sudah mengenal sosok petani. Dan menurut saya petani adalah seorang penjaga harmonisasi alam karena dapat menjaga kelangsungan hidup alam sekitar. Itulah yang menjadikan mereka bijak dalam hidup. Lalu dimana letak ilmu kenegaraan atau kebangsawanan atau kepemimpinannya? Akan aku tunjukkan kepada kalian.
            Pertama, ilmu Ekonomi. Seorang petani adalah seorang pakar ekonomi dari dasar- dsar ilmu ekonomi. Pasalnya, mereka selalu berhubungan dengan pasar. Mereka selalu update terhadap perkembangan pasar disekitar mereka. Dan lebih dari itu juga mereka menganalisa pasar. Baik harga barang, jalur distribusi, hingga nilai suatu  mata uang jika dia adalah petani partai besar. Hal itulah yang menjadikan seorang petani tidak pernah sembrono dalam hal penanaman komoditas pertaniannya. Hanya komoditas yang banyak diminta pasar saja yang lebih dominan mereka tanam.
            Kedua, Sosiologi dan Psikologi. Berhubungan dengan pasar adalah berarti berhubungan dengan banyak orang berserta sifat- sifatnya yang berbeda- beda. Seorang petani selalu mengerti bagaimana cara bergaul, berdiskusi, hingga mengerti tingkah laku seseorang yang menjadi lawan bicaranya.
            Ketiga, Geografi dan Meteorologi. Sebelum membuka lahan pertanian, seorang petani wajib untuk dapat mengenal medan yang akan dijadikan media tanamnya. Karena ketika mengenal medan, barulah petani dapat mengambil sikap untuk bertindak lebih jauh. Hal ini tentu juga menyangkut tentang keadaan tanah, air, mineral, serta kecukupan sinar matahari yang menjadi pokok dasarnya tanaman untuk dapat tumbuh.
            Ketika memasuki musim tanam, petani juga mengenal tentang keadaan alam yang termasuk didalamnya adalah tentang cuaca. Dengan ilmu ini petani akan tahu kapan waktu yang tepat untuk menanam dan kapan waktu yang tepat untuk panen. Masyarakat petani Jawa kuno menggunakan ilmu ini untuk menetapkan tanggal tanam yang dikenal dengan sistem penanggalan Pranatamangsa. Pranatamangsa sendiri selain menyangkut kepada cuaca, juga menyangkut kepada pola hidup hewan dan tumbuhan yang ada sehingga dengan mempelajari sistem penanggalan ini, seseorang juga secara tidak langsung akan belajar tentang dasar- dasar ilmu Biologi.

Pic by. Wikipedia

            Lalu ada Administrasi. Petani selalu mencatat banyak hal yang digunakan untuk database peribadi miliknya. Baik dalam hal hasil panen, laba dan bruto penjualan hasil panen, modal awal pertanian, tanggal tanam dan tanggal panen. Seperti kita tahu, administrasi juga dekat kaitannya dengan Matematika dan Komputerisasi didunia modern seperti saat ini.
            Dan yang paling penting adalah seorang petani sangat mengerti tentang ilmu Manajement. Petani adalah seorang manager yang ulung. Karena dia dapat mengatur seluruh asset pertaniannya dengan sangat baik. Dimulai dari penentuan medan untuk membuka lahan pertanian, menentukan komoditas tanam, menentukan strategi pemasaran, hingga menggunakan jaringan- jaringan lainnya yang dapat membantu komunikasi. Petani yang berhasil adalah petani yang memanajement pertaniannya dengan baik sama seperti presiden atau raja yang berhasil mengatur negara dan kerajaannya dengan baik.


            Manajement adalah segalanya bagi seorang pemimpin. Karena ketika kita memiliki daerah yang luas, sumber daya yang melimpah hingga dana yang tumpah ruah, itu semua akan percuma jika kita tidak bias mengaturnya. Baik mengatur sistem, mengatur keuangan, hingga  mengatur orang- orang yang kita naungi. Karena keberhasilan hanya dapat diraih jika kita memiliki sistem manajement yang baik. Dan aku mengetahui itu semua saat aku belajar menjadi seorang petani. Karena Agraris itu adalah Nusantara..
(Heriatna, Rennata)

No comments:

Post a Comment